![]() |
Pasukan KKB Papua |
Para donatur itu ditangkap, setelah terungkap fakta bahwa mereka mengalokasikan dana ratusan juta hingga miliaran rupiah untuk menopang perjuangan Kelompok Kriminal Bersenjata di daerah itu.
KKB Papua merupakan organisasi sayap TPNPB ( Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat ) yang saban hari melakukan tindakan anarkis di Papua.
Tindakan anarkis yang dilakukan KKB Papua, yakni menembak secara membabibuta warga sipil dan melakukan penyerangan ke Pos Keamanan yang ditempati TNI Polri.
Atas tindakan tak berperikemanusiaan itulah aparat kepolisian pun melakukan tindakan penegakkan hukum dengan menangkap satu persatu donatur yang teridentifikasi membantu kelompok pengacau itu.
Salah seorang donatur yang telah ditangkap polisi baru-baru ini, adalah oknum kepala kampung Wusi berinisial TL.
Sebagai kepala kampung, TL diketahui memberikan dana ratusan juta untuk pembelian senjata api dan amunisi. Senjata api tersebut dibeli untuk kepentingan KKB.
Direskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani, TL mengatakan, TL ditangkap polisi di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga.
Baca juga: Komandan Ukraina Yakin Putin akan Rebut Kiev
TL ditangkap pasca polisi meringkus AN, oknum ASN di Kabupaten Nduga. AN ditangkap saat membawa 615 amunisi dan sebuah senjata api rakitan di Yalimo.
Saat diinteriogasi polisi, AN pun mengungkapkan bahwa dana untuk pembelian amunisi dan senjata api berasal dari TL, Kepala Kampung Wusi.
Dana yang diberikan TL diambil dari dana desa. "TL memberi dana Rp 150 juta yang diambil dari dana desa. Dana itu diberikan secara sukarela," kata Faizal Ramadhani.
"TL sudah diproseshukumkan. Dia diduga menjadi salah satu donatur KKB," tandas Faizal Ramadhani.
Ternyata bukan hanya TL yang menjadi donatur bagi KKB Papua. Masih ada donatur lain yang juga telah diproseshukumkan. Ada camat, ada pendeta, ada juga oknum anggota Dewan.
Ternyata nama-nama donatur itu terungkap setelah AN yang ditahan di Polres Yalimo, membeberkan keterlibatan para pihak yang mendanai KKB Papua.
Faizal Ramadhani menyebutkan, selain TL, ada juga oknum lain yang memberikan uang kepada AN. Total uang yang diberikan ke AN mencapai Rp 450 juta. Uang itu untuk membeli senjata dan amunisi.
"Jadi masih ada dua oknum pejabat kampung yang kita cari, mereka berbeda distrik dari Terius Labi," ucapnya.
Sebelumnya, polisi juga telah merilis sejumlah nama penyandang dana KKB Papua, sebagaimana yang kami beberkan berikut ini.
Pada 18 April 2021, polisi menangkap Paniel Kogoya seorang pendeta di Nabire.
Kasatgas Humas Nemangkawi saat itu, Kombes M Iqbal Alqudusi mengatakan, penangkapan Paniel Kogoya merupakan pengembangan dari keterangan DC dan FA, tersangka kepemilikan senjata api.
"Dari hasil keterangan sementara, Paniel Kogoya mengakui telah membeli senjata empat pucuk dan telah diberikan kepada KKB Nduga yang ada di Intan Jaya," ujar Iqbal dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun-Papua.com (grup surya.co.id), Senin 19 April 2021.
Kapolda Papua Irjen Pol. Mathius D. Fakhiri menyebut Paniel Kogoya mengaku telah melakukan transaksi pembelian senjata api sebanyak tiga kali.
"Dia mengaku telah membeli senjata api dari saudara DC sebanyak tiga kali, transaksi pertama sekitar 2018 yaitu membeli satu pucuk senjata api M16 dan magazen yang diisi dalam kardus dengan harga Rp 350 juta," ujar Fakhiri.
Lalu, transaksi kedua dilakukan di dekat PLN Kalibobo, ia membeli senjata dari DD.
Kala itu, pelaku datang ke lokasi bersama enam orang namun tak dikenal, lalu menyerahkan senjata kepada GSG.
Kemudian, transaksi ketiga yaitu dari GSG yang merupakan kelompok dari Komite Nasional Papua Barat (KNPB), senjata tersebut sudah dibawa ke Intan Jaya.
Pelaku juga memesan senjata api ke DD dengan harga yang disampaikan ke GSG yang merupakan kumpulan dari Intan Jaya.
Fakhiri menyebut dana untuk membeli senjata itu diduga paling banyak dikumpulkan dari hasil pendulangan emas, kemudian pajak terhadap para kepala kampung atau mungkin dari simpatisan.
"Karena yang bersangkutan DPO Polri kita tetapkan sebagai tersangka. Kita akan mengikuti jaringan penjualan senjata api, dan kita akan putus jaringan ini," katanya.
Kapolda menambahkan, pemutusan tidak hanya pada penjualan senjata api saja, tapi juga pemutusan terhadap penjualan amunisi di tanah Papua.
Selama menjadi penyandang dana dan penyuplai senjata bagi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Paniel Kogoya disebut telah menghabiskan dana lebih dari Rp 1 miliar untuk membeli berbagai jenis senpi.
Dari penelusuran Tim Satgas Gakkum Nemangkawi, diketahui pula Paniel Kogoya sebelumnya pernah menangani pekerjaan (kontraktor) pengadaan 1.000 unit solar cel atau PLTS di Kabupaten Intan Jaya.
“Paniel Kogoya tengah diperiksa di Polres Nabire,” imbuh Iqbal seperti dikutip dari TribunPapua, Senin 19 April 2021.
EB, Kepala Distrik Wusama diduga sebagai otak sekaligus penyandang dana Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) untuk melancarkan teror di Kabupaten Yahukimo, Papua.
Kepala Satuan Tugas Penegakan Hukum (Satgas Gakum) Nemangkawi saat itu Kombes Pol Faizal Ramadhani mengatakan EB adalah sosok yang mengundang KKB pimpinan Tenius Gwijangge untuk melakukan rentetan aksi pembunuhan, pembakaran serta penembakan terhadap warga sipil dan aparat keamanan.
Fakta kepolisian, terungkap setelah Satgas Nemangkawi menangkap 8 orang termasuk Kepala Distrik Wusama berinisial EB, di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, pada Jumat 27 Agustus 2021.
Setelah diperiksa, 4 orang ditetapkan jadi tersangka terkait KKB di daerah ini.
"EB yang merupakan Kepala Distrik Wusama berperan sebagai otak dan penyandang dana untuk aktivitas KKB," ungkap Faizal.
Kemudian, EH adalah sopir yang kerap mengantar keperluan KKB.
Sedangkan Y merupakan keponakan EB yang berperan untuk menyiapkan keperluan logistik KKB.
Adapun YH adalah anggota KKB yang kerap ikut langsung dalam berbagai aksi, termasuk pembunuhan empat pekerja bangunan di Kampung Bingky, Distrik Seradala, pada 29 Juni 2021 dan pembunuhan dua pekerja PT Indo Papua di Jembatan Kali Brazza pada 23 Agustus 2021.
Meski para tokoh KKB sudah dikenali, yaitu Tenius Gwijangge, Senat Soll, dan Temianus Magayang, tetapi aparat kesulitan melacak keberadaan KKB.
Sempat dikabarkan ada anggota dewan bernama SAW dituding menjadi penyandang dana KKB Papua.
Nama SAW disebut oleh Neson Murib, pemasok senjata untuk KKB saat ditangkap Satgas Nemangkawi beberapa waktu lalu.
Dalam penangkapan itu, polisi menyita uang tunai Rp 370 juta, yang akan digunakan untuk membeli senjata api dari seseorang.
Kepada polisi, Neson Murib mengaku mendapat dana untuk membeli senjata dari SAW.
Kabar ini langsung dibantah SAW.
Ia juga menyebutkan tidak mengenali sosok Neson Murib yang tertangkap oleh Satgas Nemangkawi.
Bahkan tidak ada aliran uang bagi Neson Murib.
“Jangankan ketemu, kenal saja saya tidak,” ucapnya.
Seperti diketahui, Ratius Murib alias Neson Murib di tangkap Satgas Nemangkawi di Kabupaten Puncak Jaya, pada Senin 14 Juni 2021 lalu.
Ratius Murib ditangkap ketika sedang transit di Bandara Mulia Kabupaten Puncak Jaya oleh anggota KP3 Bandara Mulia Polres Puncak Jaya.
Ratius Murib ditangkap ketika ingin menuju ke Kabupaten Timika sembari membawa uang sebanyak Rp 370 juta.
Kasatgas Humas Ops Nemangkawi Kombes M Iqbal Al-Qudusy saat itu menduga, uang tersebut diduga untuk membeli senjata api dari seseorang.
Iqbal menegaskan, sampai saat ini, jajaran aparat penegak hukum masih terus melakukan pendalaman terhadap jaringan penjual senpi dan amunisi tersebut.
"Tim masih akan terus menggali informasi sumber dana serta aktivitas pengiriman uang untuk membeli senjata dan amunisi dari terduga Neson Murib," kata Iqbal dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Jakarta, Selasa 15 Juni 2021.
Iqbal menuturkan, Ratius Murib diduga merupakan jaringan penjual senpi dan amunisi ke KKB yang ada di Puncak Jaya, Papua.
"Yang bersangkutan Neson Murib diduga jaringan penjual senjata api dan amunisi ke KKTB di Puncak Jaya," katanya.
Menurut Iqbal, Neson Murib diketahui sudah melakukan sejumlah transaksi mencapai miliaran rupiah terkait dengan penjualan dan pembelian senpi beserta amunisinya.
"Total yang dikirim dan diterima Rp 1.393.100.000," ujar Iqbal.
Setelah Neson Murib ditangkap dan diperiksa, sederet fakta terungkap.
Salah satunya sumber dana Neson Murib. Polisi menduga adanya keterlibatan sejumlah oknum pejabat di Papua.
"Kami masih lakukan penyidikan terkait bukti transaksi yang ditemukan, termasuk benar atau tidaknya aliran dana ke Lekagak Telenggen," kata Kepala Satgas Humas Nemangkawi, Kombes M Iqbal Alqudusy, Rabu 16 Juni 2021. (*)